widgeo.net

Kamis, 12 Juni 2014

Kolostomi

KOLOSTOMI
PENGERTIAN.
·         Sebuah lubang buatan yang dibuat oleh dokter ahli bedah pada dinding abdomen untuk mengeluarkan feses ( M. Bouwhuizen, 1991 ).
·         Pembuatan lubang sementara atau permanen dari usus besar melalui dinding perut untuk mengeluarkan feses ( Randy, 1987 ).
·         Lubang yang dibuat melalui dinding abdomen ke dalam kolon iliaka untuk mengeluarkan feses ( Evelyn, 1991 ; Pearce, 1993 ).
JENIS – JENIS KOLOSTOMI.
Kolostomi dibuat berdasarkan berbagai indikasi dan tujuan tertentu, sehingga jenisnya ada beberapa macam tergantung dari kebutuhan pasien. Kolostomi dapat dibuat secara permanen maupun sementara.
1.      KOLOSTOMI PERMANEN.
Kolostomi permanen biasanya dilakukan apabila pasien sudah tidak memungkinkan untuk defekasi secara normal karena adanya keganasan, perlengketan / pengangkatan kolon sigmoid / rectum sehingga tidak memungkinkan feses melalui anus. Bentuknya berupa kolostomi single barrel ( dengan satu lubang diujung ).
2.      KOLOSTOMI TEMPORER / SEMENTARA.
Bertujuan untuk dekompresi kolon / mengalirkan feses sementara dan kemudian kolon akan dikembalikan seperti semula dan abdomen ditutup kembali. Kolostomi temporer ini mempunyai dua ujung lubang yang dikeluarkan melalui abdomen yang disebut kolostomi double barrel.
Lubang kolostomi yang muncul dipermukaan abdomen berupa mulosa kemerahan yang disebut STOMA. Pada minggu pertama kolostomi biasanya masih terjadi pembekakkan sehingga stoma semakin membesar.
Pasien dengan pemasangan kolostomi biasanya disertai dengan tindakan laparatomi ( pembukaan dinding abdomen ). Luka laparatomi sangat beresiko mengalami infeksi karena letaknya bersebelahan dengan lubang stoma dan kemungkinan banyak mengeluarkan feses yang dapat mengkontaminasi luka laparatomi, perawat harus selalu memonitor kondisi luka dengan rutin melakukan perawatan luka kolostomi, mengganti kantong kolostomi yang bocor dan mengotori abdomen serta mempertahankan kulit pasien disekitar stoma tetap kering agar tidak terjadi iritasi pada kulit dan untuk kenyamanan pasien.
Kulit disekitar stoma yang mengalami iritasi harus segera diberi zink salep / zink oil atau segera konsultasikan pada dokter ahli jika pasien alergi terhadap perekat kantong kolostomi agar kulit pasien tidak teriritasi.




PENDIDIKAN PADA PASIEN.

Pasien dengan kolostomi perlu berbagai penjelasan baik sebelum maupun setelah operasi terutama perawatan kolostomi bagi pasien yang harus menggunakan kolostomi permanen.
Berbagai hal yang harus diajarkan pada pasien antara lain :
·         Teknik penggantian / pemasangan kantong kolostomi yang baik dan benar.
·         Teknik perawatan stoma dan kulit sekitar stoma.
·         Waktu penggantian kantong kolostomi.
·         Teknik irigasi kolostomi dan manfaatnya bagi pasien.
·         Pola makan yang baik agar pengeluaran feses tidak mengganggu aktifitas pasien.
·         Berbagai jenis makanan bergizi yang harus dikonsumsi.
·         Berbagai aktifitas yang boleh dan tidak boleh dilakukan pasien.
·         Berbagai keluhan yang harus di laporkan segera pada dokter.
·         Berobat / control ke dokter secara teratur.
·         Makanan : yang tinggi serat.

KOMPLIKASI KOLOSTOMI
1.      Obstruksi / Penyumbatan.
Penyumbatan dapat disebabkan oleh adanya perlengketan usus atau pengerasan usus yang sulit dikeluarkan. Untuk menghindarinya, perlu dilakukan irigasi kolostomi secara teratur. Pasien dengan kolostomi permanen perlu diajarkan tindakan irigasi agar pasien dapat melakukannya secara mandiri di kamar mandi.

2.      Infeksi.
Kontaminasi feses merupakan factor yang paling sering menyebabkan terjadinya infeksi pada luka sekitar stoma. Oleh karena itu observasi rutin sangat diperlukan dan tindakan segera mengganti balutan luka dan mengganti kantong kolostomi sangat bermakna untuk mencegah infeksi.

3.      Retraksi Stoma / mengkerut.
Stoma mengalami pengikatan karena kantong kolostomi yang terlau sempit dan juga adanya jaringan scar yang terbentuk disekitar stoma.

4.      Prolaps pada stoma.
Terjadi karena kelemahan otot abdomen atau karena fiksasi struktur penyokong stoma yang kurang adekuat pada saat pembedahan.

5.      Stenosis.
Penyempitan dari lumen stoma yang terjadi karena adanya jaringan scar pada pertemuan mukosa stoma dan kulit.

PERAWATAN KOLOSTOMI

PENGERTIAN.
Membersihkan stoma kolostomi, kulit sekitar stoma dan mengganti kantong kolostomi secara berkala sesuai kebutuhan.

TUJUAN.
·         Menjaga kebersihan klien.
·         Mencegah terjadinya infeksi.
·         Mencegah iritasi kulit sekitar stoma.
·         Mempertahankan kenyamanan klien dan lingkungannya.
PERSIAPAN ALAT.
·         Kantong kolostomi.
·         Satu set ganti balutan ( pinset anatomis, pinset chirurgis, kom kecil dan gunting).
·         Kapas.
·         Kassa steril.
·         Larutan NaCl 0,9%
·         Betadine sal ( k/p ).
·         Sepasang sarung tangan.
·         Bengkok / piala ginjal.
·         Perlak dan pengalas.
·         Kantong plastic.
·         Tempat sampah.
PERSIAPAN KLIEN.
·         Memberikan penjelasan pada klien tentang tujuan tindakan.
·         Mengatur posisi klien ( supinasi ).
·         Mengatur tempat tidur klien dan lingkungan klien ( menutup gorden jendela, pintu, memasang penyekat tempat tidur ( k/p ), mempersilahkan keluarga untuk menunggu diluar kecuali jika diperlukan untuk belajar merawat kolostomi klien. Dll.
PELAKSANAAN.
v  Perawat mencuci tangan dan memakai sarung tangan.
v  Meletakkan perlak dan pengalas disebelah kanan / kiri sesuai letak stoma.
v  Meletakkan bengkok diatas perlak dan didekatkan ketubuh klien.
v  Membuka set ganti balutan dan menyiapkan cairan NaCl 0,9%.
v  Mengobservasi produk stoma ( warna, konsisten, bau, jumlah ).
v  Membuka kantong kolostomi yang terpasang pada tubuh klien dengan sangat hahti – hati. Dengan menggunakan pinset dan tangan kiri menekan kulit klien.
v  Membuang kantong kolostomi kotor ke tempat sampah / plastic.
v  Membersihkan kulit sekitar stoma dengan kapas NaCl 0,9%.
v  Membersihkan stoma dan sisa feses / produk stoma dengan kapas NaCl 0,9% dengan sangat hati – hati ( hindari perdarahan ).
v  Mengeringkan kulit sekitar stoma dengan kassa steril kering.
v  Mengobservasi stoma dan kulit sekitar stoma.
v  Memberi zink salep / / zink oil jika perlu ( jika ada iritasi ).
v  Membuka salah satu sisi perekat kantong kolostomi.
v  Menempelkan kantong kolostomi dengan posisi vertical / horizontal / miring sesuai kebutuhan klien ( sesuaikan dengan aktifitas klien ).
v  Memasukan stoma kelubang kantong kolostomi dengan menggunakan pinset.
v  Membuka perekat kantong kolostomi pada sisi yang lain dan menempelkan dengan tepat untuk menghindari udara masuk kantong kolostomi.
v  Merapikan klien dengan lingkungan’na.
v  Mengevaluasi respon klien dan keadaan stoma.
v  Merapikan alat – alat yang telah digunakan dan membuang sampah.
v  Melepas sarung tanga dan cuci tangan.
v  Mendokumentasikan tindakan keperawatan dan respon klien pada catatan perawatan.
v  DAFTAR PUSTAKA
Perry P, 1993, Fundemental Of Nursing, CV Mosby Company, St Louis Missouri.
Azis Alimut Hidayat, 2004, Buku Saku Praktikum “ Kebutuhan Dasar Manusia “, EGC Jakarta.
Eni Kusyati, 2006, “ Keterampilan dan Prosedur Laboratorium Keperawatan Dasar “, EGC Jakarta.
Priharjo Robert, 2006, “ Pengkajian Fisik Keperawatan “, EGC Jakarta.
Penuntun Panum. 2007. UNHAS. Makassar
http://bit.ly/1l42ObZ