widgeo.net

Selasa, 10 Juni 2014

perawatan trakeostomi

PERAWATAN TRAKEOSTOMI TUBE
Pengertian.:
Trakeostomi perlu dibedakan dengan trakeotomi, trakeostomi merupakan tindakan membuat stoma ( lubang ) pada trakea sedangkan trakeotomi melakukan insisi pada trakea.
Tujuan :
1.      Untuk membebaskan obstruksi jalan nafas bagian atas.
2.      Melindungi trakea serta cabangnya terhadap aspirasi dan tertimbunnya sekresi bronkus.
3.      Pengobatan terhadap penyakit ( keadaan ) yang menyebabkan isufisiensi respirasi seperti obstruksi sleep apnea, PPOK dengan retensi sekresi.
4.      Merupakan fasilitas proses weaning.
Teknik insisi kulit pada trakeostomi dilakukan secara horizontal atau vertical.
Macam Trakeostomi :
1.      Trakeostomi tinggi bila stoma lebih tingggi dari ismus tiroid.
2.      Trakeostomi menengah bila stoma setinggi ismus tiroid dan dikatakan.
3.      Trakeostomi rendah bila stoma lebih rendah dari ismus tiroid.
Lokasi stoma pada trakea :
1.      Stoma pada trakea dilakukan pada cincin trakea ke 2, 3, atau 4.
2.      Stoma tidak dilakukan pada cincin trakea 1 untuk mencegah terjadinya penkondritis tulang rawan krikoid.
3.      Stoma tidak dilakukan dibawah cincin ke 4 karena banyak terdapat pembuluh – pembuluh darah besar.
Perawatan yang baik pada pasca trakeostomi meliputi :
1.      Tindakan pengisapan lendir.
2.      Pemeriksaan periodic kanul dalam.
3.      Humidifikasi buatan.
4.      Perawatan luka operasi di stoma.
5.      Pencegahan infeksi sekunder jika menggunakan kanul dengan cuff ( baton ) yang high volume low pressure cuff, dengan tekanan balon sekitar 14 – 20 mmHg.
Perubahan – perubahan fisiologis akibat trakeostomi antara lain :
1.      Penderita tidak bias berbicara.
2.      Reflex batuk menurun.
3.      Tidak ada proses pemanasan dan pelembapan udara inspirasi.
4.      Adanya gangguan pergerakan glottis pada waktu menelan sehingga penderita sering tersedak karena aspirasi ludah kedalam laring dan trakea.
5.      Trakeostomi yang menggunakan kanul dengan balon ( cuff ) , tekanan balon pada dinding lateral trakea dapat menyebabkan hipoksia epitel mukosa trakea.
Pentingnya suction :
Adanya kanul dalam trakea yang merupakan benda asing bagi tubuh, akan merangsang pengeluaran sekresi yang berlebihan sehingga tindakan pengisapan lender menjadi sangat penting dalam perawatan pasca trakeostomi. Beberapa jam pertama pasca trakeostomi tindakan pengisapan secret dilakukan setiap 15 menit, selanjutnya tergantung pada banyaknya secret dan kondisi penderita. Pengisapan secret dilakukan dengan kateter pengisap yang steril dan disposibel. Pada waktu kateter pengisap dimasukkan kedalam trakea, tidak boleh dalam keadaan negative.  Lama setiap pengisapan kurang lebih 8 – 10 detik. Antara pengisapan dengan pengisapan berikutnya diberi selang waktu beberapa saat agar udara perlu tidak banyak terhisap, dengan demikian residu volume tidak banyak berkurang. Setelah ujung kateter pengisap sampai dibroncus ( kurang lebih 15 – 20 cm ) dilakukan pengisapan perlahan – lahan sampai memutar kateter pengisap. Kateter pengisap yang digunakan memiliki diameter 1/3 diameter tube, dengan ujung kanul tumpul dan lunak.

Hal – hal yang dilakukan sebelum suction :
1.      Penderita diberi oksigen selama 2 – 3 menit.
2.      Bila didapat secret kental dapat diberi larutan garam fisiologis ( NaCl 0,9% ) beberapa tetes sebelum dilakukan pengisapan.
3.      Dengan adanya trakeostomi, fungsi humidifikasi yang sebelumnya dilakukan oleh saluran nafas bagian atas menghilang. Untuk iitu diperlukan humidifikasi buatan sebagai pengganti.
Cara – cara humidifikasi udara inspirasi antara lain :
1.      Condensor humifier. Alat ini dipasang pada kanul trakea. Pada waktu ekspirasi uap air mengembun pada lempeng – lempeng kondensor. Alat ini harus diganti setiap 3 jam.
2.      Dengan melewatkan udara inspirasi pada recervoir yang kelembabannya diatur dengan thermostat. Alat ini relative lebih efisien.
3.      Secara sederhana dapat dilakukan dengan menempatkan kasa yang telah dibasahi dengan air steril di depan lubang kanul.





DAFTAR PUSTAKA
Perry P, 1993, Fundemental Of Nursing, CV Mosby Company, St Louis Missouri.
Azis Alimut Hidayat, 2004, Buku Saku Praktikum “ Kebutuhan Dasar Manusia “, EGC Jakarta.
Eni Kusyati, 2006, “ Keterampilan dan Prosedur Laboratorium Keperawatan Dasar “, EGC Jakarta.
Priharjo Robert, 2006, “ Pengkajian Fisik Keperawatan “, EGC Jakarta.

Penuntun Panum. 2007. UNHAS. Makassar.