widgeo.net

Sabtu, 07 Juni 2014

pemeriksaan TTV

PEMERIKSAAN TANDA VITAL
A.    Tekanan Darah
Suatu ukuran tekanan yang dibuat darah saat bergerak melalui arteri tubuh. Ada 2 jenis tekanan darah yaitu :
1.      Tekanan Sistolik
Adalah tekanan paling tinggi yang dihasilkan ketika ventrikel kiri jantung berkontraksi. Ini adalah tekanan gelombang darah yang memasuki arteri dan merupakan bunyi yang didengar pertama kali saat pengukuran TD.
2.      Tekanan Diastolik
Adalah tekanan paling rendah yang dihasilkan ketika ventrikel kiri relaksasi. Ini adalah tekanan yang selalu ada dalam arteri dan merupakan bunyi yang didengar paling akhir.
Pemeriksaan tekanan darah dapat dilakukan dengan 2 cara, yaitu :
1.      Langsung : menggunakan kanula / jarum yang dimasukkan kedalam pembuluh darah yang dihubungkan dengan manometer. Ini cara paling tepat tapi membutuhkan keahlian khusus.
2.      Tidak langsung : menggunakan sfigmomanometer dengan 2 cara yaitu palpasi yang mengukur tekanan sistolik dan auskultasi untuk mengukur tekanan sistolik dan diastolic yang membutuhkan stetoskop.

Tujuan :
Untuk mengetahui keadaan hemodinamik klien dan keadaan kesehatan secara menyeluruh.
Pengukuran tekanan darah dilakukan pada :
·         Setiap klien yang baru dirawat
·         Setiap klien secara rutin
·         Setiap klien sesuai kebutuhan


Rata – rata Tekanan darah normal :
USIA
Normal TD ( mmHg )
Bayi baru lahir ( 300 gr )
1 Bulan
1 Tahun
6 Tahun
10 – 13 Tahun
14 – 17 Tahun
Dewasa tengah
Lansia
40 mmHg
85 / 54 mmHg
95 / 65 mmHg
105 / 65 mmHg
110 / 65 mmHg
120 / 75 mmHg
120 / 80 mmHg
140 / 90 mmHg

Faktor – faktor yang mempengaruhi tekanan darah :
a.       Usia
b.      Stress
c.       Ras
d.      Medikasi
e.       Variasi diurnal
f.       Jenis kelamin
Posisi saat dilakukan pengukuran tekanan darah :
a.       Posisi berdiri
b.      Posisi duduk
c.       Posisi berbaring


1.      Persiapan Alat :
a.       Stetoskop
b.      Sphygmomanometer air raksa atau aneroid dengan balon udara dan manset
c.       Kapas alcohol dalam tempatnya
d.      Bengkok
e.       Buku catatan
2.      Tahap pre interaksi :
a.       Lakukan verifikasi order sebelum tindakan
b.      Cuci tangan
c.       Siapkan alat
3.      Tahap orientasi
a.       Memberi salam, panggil klien dengan panggilan yang disenangi
b.      Memperkenalkan nama perawat
c.       Jelaskan prosedur dan tujuan tindakan pada klien atau keluarga
4.      Tahap kerja :
a.       Memberikan kesempatan klien untuk bertanya sebelum melakukan kegiatan
b.      Menanyakan keluhan utama saat ini
c.       Memulai kegiatan sesuai prosedur
d.      Pelaksanaan :
·         Atur posisi pasien,
·         Letakkan tangan yang akan diukur tekanan darah dengan kedudukan volar,
·         Menyingsingkan lengan baju keatas,
·         Pasang manset pada lengan atas dengan jarak 2,5 cm diatas fossa cubiti dengan kelonggaran 1 – 2 jari,
·         Palpasi arteri brakhialis dan letakkan diafragma stetoskop diatasnya,
·         Menutup skrup balon manset, membuka kunci recerfoir dan memompa hingga nadi brakhialis tidak terdengar dan memompa antara 20 – 30 mmHg diatasnya,
·         Mengendorkan skrup pompa secara perlahan,
·         Mencatat bunyi korotkoff I dan V / bunyi detak pertama ( systole ) dan ( diastole ) bunyi detak yang terakhir,
·         Melonggarkan pompa segera sesudah bunyi terakhir hilang,
·         Jika pengukuran perlu diulang tunggu 30 detik dan lengan ditinggikan diatas jantung, untuk mengalirkan darah dari lengan,
·         Melepaskan manset,
·         Mengembalikan pasien ke posisi yang nyaman.
5.      Tahap terminasi :
a.       Menanyakan pasien apa yang dirasakan setelah dilakukan tindakan,
b.      Menyimpulkan hasil yang didapat,
c.       Berikan reinforcement sesuai dengan kemampuan klien,
d.      Mengakhiri kegiatan dengan member salam.
6.      Dokumentasi :
Catat seluruh hasil tindakan dalam catatan keperawatan.
B.     Nadi
1.      Pengertian :
Aliran darah yang menonjol pada arteri perifer dan dapat diraba di berbagai tempat pada tubuh.
2.      Tujuan :
Untuk mengetahui status sirkulasi tubuh dimana sel menerima nutrisi dan membuang sampah yang dihasilkan metabolism.
3.      Tempat – tempat menghitung nadi :
Tempat
Letak
1.      Temporal
Di atas tulang tengkorak, di atas dan lateral terhadap mata.
2.      Carotid
Sepanjang tepi medial otot sternokleidomastoid.
3.      Apical
Rongga interkostal ke-4 dan ke-5 pada garis midklavikular kiri.
4.      Brakhial
Alur diantara otot bisep dan trisep pada fosa antekubital.
5.      Radial
Radial atau di sisi ibu jari dari jari telunjuk pada pergelangan tangan.
6.      Ulnar
Bagian ulnar dari pergelangan tangan.
7.      Femoral
Di bawah ligament inguinal, di tengah antara simfisis fubis dan spina iliaka anterior superior.
8.      Poplitea
Di belakang tumit pada fossa popliteal.
9.      Tibia osterior
Bagian dalam pergelangan kaki di bawah maleolus medial.
10.  Pedi Dorsal
Sepanjang bagian atas kaki, diantara tendon ekstensi dari jari kaki pertama dan besar.

4.      Frekuensi jantung normal :
Usia
Frekuensi Jantung
Bayi
120 - 160/ menit
Toddler
90 – 140/ menit
Pra sekolah
80 – 110/ menit
Usia sekolah
75 – 100/ menit
Remaja
60 – 90/ menit
Dewasa
60 – 100/ menit

5.      Factor – factor yang mempengaruhi frekuensi Nadi :
Factor
Meningkatkan FN
Menurunkan FN
Latihan fisik
Latihan fisik jangka pendek
Atlit yang dilatih dalam jangka waktu yang lama
Suhu
Demam dan panas
Hipotermia
Emosi
Nyeri akut dan ansietas meningkatkan stimulasi simpatik
Nyeri berat yang tidak hilang meningkatkan stimulasi parasimpatik – relaksasi
Obat – obatan
Obat – obatan kronotropik positif ( epinefrin )
Obat – obatan kronotropik negative ( digitalis )
Hemoragi
Kehilangan darah meningkatkan stimulasi simpatik

Perubahan postur
Berdiri atau duduk
Berbaring
Gangguan paru
Penyakit mengakibatkan oksigenasi buruk

1.      Persiapan Alat :
Ø  Stetoskop
Ø  Pena / pensil dan buku catatan
Ø  Jam tangan dengan detik
2.      Tahap pre interaksi :
Ø  Lakukan verifikasi order yang ada untuk pemeriksaan
Ø  Cuci tangan
Ø  Siapkan alat
3.      Tahap orientasi :
Ø  Memberi salam dengan panggilan yang disenangi
Ø  Memperkenalkan nama perawat
Ø  Jelaskan prosedur dan tujuan tindakan pada klien atau keluarga
4.      Tahap kerja :
Ø  Berikan kesempatan kepada klien untuk bertanya sebelum melakukan kegiatan
Ø  Menanyakan keluhan utama saat ini
Ø  Memulai kegiatan sesuai prosedur
Ø  Pelaksanaan penilaian nadi radialis :
ü  Jika klien terlentang, letakkan lengan bawah menyilangi dada bawah / disamping tubuh dengan pergelangan tangan sedikit fleksi dan telapak tangan menghadap kebawah
ü  Jika klien duduk, tekuk siku 90 derajat dan sokong lengan bawah pada kursi
ü  Letakkan ujung dua jari pertama di atas alur sekitar bagian radial / ibu jari bagian dalam pergelangan tangan klien
ü  Tekan sedikit pada radius, kemudian rilekskan tekanan sehingga nadi dapat di raba dengan mudah
ü  Jika nadi teraba secara teratur hitung frekuensi nadi dengan melihat detik pada jam, jika jarum panjang sampai pada angka tertentu, mulai menghitung dengan nol kemudian satu dan seterusnya selama 60 detik
ü  Tentukan kekuatan nadi
ü  Atur posisi pasien senyaman mungkin
ü  Cuci tangan
5.      Tahap terminasi :
Ø  Menanyakan perasaan klien setelah dilakukan tindakan
Ø  Mendiskusikan hasil dengan klien
Ø  Berikan reinforcement sesuai dengan kemampuan klien
Ø  Mengakhiri kegiatan dengan member salam
6.      Dokumentasi
Catat hasil tindakan dalam catatan keperawatan

C.    Pernafasan
1.      Pengertian :
Mekanisme tubuh menggunakan pertukaran oksigen antara atmosfer dengan darah serta darah dengan sel.
2.      Tujuan :
Untuk menilai frekuensi pernafasan, irama, kedalaman dan tipe / pola pernafasan
3.      Komponen pernafasan :
Ø  Ventilasi : pergerakan udara masuk dan keluar dari paru
Ø  Difusi : pergerakan oksigen dan karbondioksida antara alveoli dan sel darah merah
Ø  Perfusi : distribusi sel darah merah ke dan dari kapiler paru
4.      Frekuensi pernafasan normal :
Ø  Bayi baru lahir    : 35 – 40 kali / menit
Ø  Bayi ( 6 bulan )   : 30 – 50 kali / menit
Ø  Toddler (2 tahun): 25 – 32 kali / menit
Ø  Anak – anak        : 20 – 30 kali / menit
Ø  Remaja                : 16 – 19 kali / menit
Ø  Dewasa                : 12 – 20 kali / menit

5.      Factor yang mempengaruhi karakter pernafasan :
Ø  Olahraga
Ø  Nyeri akut
Ø  Ansietas
Ø  Merokok
Ø  Anemia
Ø  Posisi tubuh
Ø  Medikasi
Ø  Cidera batang otak
6.      Pola pernafasan :
Ø  Dispnea
Ø  Bradipnea
Ø  Takipnea
Ø  Hiperpnea
Ø  Apnea
Ø  Cheyne stokes
Ø  Kusmal
Ø  Biot
TAHAP KERJA :
1.      Memberikan kesempatan kepada klien untuk bertanya sebelum melakukan kegiatan
2.      Menanyakan keluhan utama saat ini
3.      Memulai kegiatan sesuai prosedur
4.      Mengkaji factor yang secara normal mempengaruhi karakter
5.      Jika klien sedang aktif, tunggu 5 – 10 menit
6.      Pastikan posisi pasien senyaman mungkin baik jika duduk atau berbaring dengan bagian tempat tidur ditinggikan 45 sampai 60 derajat
7.      Pastikan dada klien dapat dilihat
8.      Letakkan tangan klien pada posisi rileks yang tidak menghalangi pandangan terhadap dada klien
9.      Observasi siklus pernafasan ( satu inspirasi dan satu ekspirasi )
10.  Hitung frekuensi : mulai menghitung satu pada satu siklus penuh pernafasan
11.  Jika irama teratur pada orang dewasa hitung jumlah pernafasan dalam 30 detik dan kalikan 2. Pada bayi dan anak kecil hitung 1 menit penuh
12.  Jika pada orang dewasa, irama tidak teratur atau kurang dari 12 atau lebih dari 20 kali / menit, hitung dalam 60 detik
13.  Catat kedalaman, kaji secara subjektf dengan mengobservasi derajat pergerakan dinding dada saat menghitung frekuensi dan secara objektif dengan mempalpasi penyimpangan dinding dada setelah frekuensi di hitung
14.  Bantu klien memakai bajunya kembali / merapikan klien
15.  Cuci tangan
D.    Suhu tubuh
Pengertian :
Suhu tubuh adalah perbedaan antara jumlah panas yang diproduksi oleh proses tubuh dan jumlah panas yang hilang ke lingkungan luar.
Regulasi :
Keseimbangan suhu tubuh diregulasi oleh mekanisme fisiologis dan perilaku.
Mekanisme fisilogis di control oleh neural dan vascular yakni :
1.      Hipotalamus Anterior : mengontrol pengeluaran panas
Ø  Metabolisme basal menghasilkan panas yang diproduksi tubuh saat istirahat
Ø  Gerakan volunteer : aktivitas otot selama latihan
Ø  Menggigil ( respon tubuh involunteer terhadap suhu tubuh yang berbeda
2.      Hipotalamus Posterior
Ø  Radiasi
Ø  Konduksi
Ø  Konveksi
Ø  Evaporasi
Factor – factor yang mempengaruhi suhu tubuh :
ü  Usia
Pada bayi mekanisme control suhu masih imatur. Pengeluaran panas pada bayi baru lahir bias 30% melalui kepala begitu juga pada lansia sudah mengalami kemunduran mekanisme control terutama vasomotor ( vasokontriksi dan vasodilatasi ), penurunan : jumlah jaringan subkutan, aktifitas kelenjar keringat dan metabolisme

ü  Olahraga
Aktifitas otot membutuhkan suplai darah dan pemecahan karbohidrat dan lemak yang akan meningkatkan metabolisme dan produksi panas
ü  Kadar hormone
Saat ovulasi jumlah progesterone meningkat memasuki system sirkulasi dan meningkatkan suhu tubuh dan jika hormone progesterone menurun maka suhu tubuh juga menurun di bawah kadar batas. Ini terjadi selama siklus menstruasi
ü  Irama sirkadian
Suhu tubuh berubah secara normal 0,5 sampai 1 derajat selama periode 24 jam. Suhu paling rendah antara pukul 01.00 dan 04.00 dini hari
ü  Stress
Stress fisik dan emosi meningkatkan suhu tubuh melalui stimulasi hormonal dan persyarafan
ü  Lingkungan
Lingkungan mempengaruhi suhu tubuh. Jika suhu dikaji dalam ruangan yang hangat, klien mungkin tidak mampu meregulasi suhu tubuh melalui mekanisme pengeluaran panas dan suhu tubuh akan naik dan jika klien berada di lingkungan luar tanpa baju hangat suhu tubuh mungkin rendah karena penyebaran yang efektif dan pengeluaran panas yang konduktif
Tempat pengukuran suhu tubuh :
1.      Suhu inti : rectum, membrane timpanik, esophagus, arteri pulmoner, kandung kemih.
2.      Suhu permukaan : kulit, aksila dan oral.
Jenis – jenis thermometer :
1.      Thermometer air raksa
2.      Thermometer elektronik
3.      Thermometer sekali pakai
Persiapan Alat :
ü  Thermometer yang tepat
ü  Tissue lembut
ü  Pelumas ( untuk thermometer rectal )
ü  Buku catatan
ü  Pena / pensil
ü  Sarung tangan sekali pakai
ü  Pembungkus plastic / pembungkus probe sekali pakai
TAHAP KERJA :
ü  Berikan kesempatan kepada klien untuk bertanya sebelum melakukan tindakan
ü  Menanyakan keluhan utama saat ini
ü  Memulai kegiatan sesuai prosedur pelaksanaan
Suhu oral – thermometer kaca
ü  Mengkaji factor yang secara normal mempengaruhi suhu tubuh
ü  Bantu klien untuk memperoleh posisi yang memudahkan akses ke mulut
ü  Gunakan sarung tangan sekali pakai
ü  Pegang bagian ujung thermometer kaca yang berkode warna ( blue tip ) dengan ujung jari
ü  Jika thermometer disimpan pada tempat yang mengandung desinfektan, cuci dengan air dingin sebelum digunakan
ü  Ambil tisu lembut dan seka bagian pentolan thermometer dengan gerakan rotasi, buang tisu
ü  Baca bagian air raksa ketika memegang thermometer secara horizontal dan putar thermometer dengan lembut
ü  Jika air raksa berada di atas derajat yang diinginkan, pegang ujung thermometer dengan baik dengan berdiri agak jauh dari benda – benda keras. Kemudian kibaskan tangan kearah bawah dengan kuat seperti memukul dengan cambuk. Tetap dilakukan sampai derajat air raksa dibawah 35,5 derajat
ü  Masukan thermometer kedalam plastic
ü  Minta klien untuk membuka mulut dan dengan lembut masukan thermometer dibawah lidah kantung sublingual posterior mendatar terhadap bagian tengah rahang bawah
ü  Minta klien menahan thermometer dengan bibir tertutup
ü  Biarkan selama 3 menit sesuai aturan
ü  Ambil thermometer dengan dengan hati – hati dan lepaskan serta buang bungkus plastic
ü  Baca thermometer sejajar mata dengan posisi horizontal
ü  Seka sekresi dari thermometer dengan tisu lembut dengan gerakan rotasi dari jari kearah pentolan
ü  Simpan thermometer dalam wadah
ü  Lepaskan sarung tangan dan cuci tangan
Suhu rectal – thermometer kaca
ü  Pasang gorden di sekeliling tempat tidur / tutup pintu
ü  Tutup bagian atas tubuh pasien dan ekstremitas bawah dengan kain atau selimut
ü  Bantu klien untuk posisi sim dengan fleksi kaki bagian atas
ü  Siapkan thermometer seperti pada suhu oral thermometer kaca
ü  Beri pelumas secukupnya di atas tisu. Celupkan ujung thermometer pada pelumas 2,5 – 3,5 cm untuk dewasa atau 1,2 – 2,5 cm untuk anak – anak
ü  Pakai sarung tangan sekali pakai
ü  Dengan tangan non dominant, renggangkan bokong untuk memaparkan anus
ü  Minta klien untuk bernafas perlahan dan rileks
ü  Masukan thermometer dengan lembut ke dalam anus kearah umbilicus. Jangan mendorong paksa thermometer jika ada tahanan namun segera ditarik keluar
ü  Biarkan selama 3 menit
ü  Keluarkan thermometer dengan hati – hati dan seka sekresi dengan tisu memakai gerakan rotasi
ü  Baca thermometer sejajar mata
ü  Bersihkan daerah anal
ü  Bantu klien ke posisi nyaman
ü  Basuh thermometer dengan air hangat bersabun, cuci dengan air dingin kemudian keringkan dengan tisu dan letakkan kembali ke wadahnya

ü  Buang sarung tangan dan cuci tangan